Pages

Banner 468 x 60px

 

Monday, January 25, 2016

25-1-1995: Rusia Nyaris Luncurkan Serangan Nuklir ke AS

0 comments

BeritaTerbaruDetik , Jakarta - Pada era 90-an atau mungkin hingga kini, Amerika Serikat dan Rusia menjadi dua kekuatan besar dunia. Kedua negara ini kerap bersitegang baik melalui retorika maupun adu senjata. Pasca-Perang Dingin yang melibatkan dua poros dunia tersebut, sebuah insiden terjadi, yang nyaris membuat perang berskala internasional kembali berkecamuk.

Pada 25 January 1995, Russia nyaris meluncurkan serangan nuklir ke Amerika Serikat, setelah Moskow mendeteksi adanya roket yang sedang mendekat ke zona wilayah Rusia. Roket tersebut di Luncurkan dari Norwegia dan merupakan uji coba dari kerja sama dengan AS.

Seperti dilansir eucom.mil , insiden ini bermula saat tim peneliti Norwegia dan AS meluncurkan roket Black Brat XII dalam rangka penelitian Aurora Borealis, fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet. Roket diluncurkan dari pesisir barat laut Norwegia.

Ketika itu, seperti dimuat Eucom.mil, roket mencapai ketinggian 1.453 kilometers, yang kemudia terdeteksi Rusia sebagai tanda bahaya. Presiden Rusia Boris Yeltsin yang mendapatkan laporan tersebuh langsung memerintakan untuk mengaktigkan sistem nuklir.

Pihak Rusia menduga peluncuran roket tersebut merupakan serangan dari Amerika Serikat. Rusia mencoba untuk memastikan serangan nuktlir sebagai balasan.

Namun sesungguhnya otoritas Rusia masih meragukan apakah roket itu merupakam ancaman dari AS. Presiden Yltsin pun berdiskusi dengan pejabat kementrerian pertahanan apakah serangan nuklir perlu dilakukan.

Pada akhirnya, setelah mengetahui bahwa roket ternyata jauh dari pangkaan dan tak berbahaya, Yeltsin memuuskan untuk membatalkan serangan Nuklir ke Negara Paman Sam.


Untuk menghindari insiden terulang, peneliti Norwegia dan Amerika yang tergabung dalam proyek tersebut menyampaikan pemberitahuan ke 30 Negara, termasuk Rusia, terkait adanya akkvitas uji roket tersebut, dengan ketinggian di atas rata-rata.

Kejadian serupa juga pernah pada 26 september 1983. kala itu,sistem peringatan dini mendeteksi ada nya peluncuran rudal dari AS ke arah Uni Soviet. Peringatan ini mengindikasikan telah terdeteksi ancaman bahaya pada level tertinggi: AS telah meluncurkan rudal.

Alih-alih melapor, Stanislav Petrov, alih teknologi informasi terlatih yang bertugas di salah satu basis sistem peringatan dini Uni Soviet itu hanya diam saja. Menganggap peringatan itu palsu.

Dan benar saja. Tak ada serangan nuklir dari AS. Petrov lalu menghubungi petugas jaga di markas militer Uni Soviet dan melaporkan telah terjadi kesalahan sistem. Seandainya saja perkiraannya salah, ledakan nuklir pertama bisa terjadi beberapa menit kemudian Perang Dunia III bisa terjadi .


Sejarah lain mencatat pada 25 Januari 1999, gempa bumi berkekuatan 6,0 skala Richter ( SR) Mengguncang barat kolombia, menewaskan setidaknya 1.000 jiwa.



# Agen Domino
# BeritaTerbaruDetik.blogspot.com








0 comments:

Post a Comment